Jumat, 21 Mei 2010

Intra Natal Care

2.1 Definisi

a. Inpartu

Adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan

(Sarwono, 2002)

b. Persalinan

1) Adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, sesuai dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu

(Sastrawinata, 1983)

2) Adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar hubungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (Kekuatan Sendiri).

(Manuaba, 1998)

Kesimpulan

Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan dimana saat uterus berkontraksi akan menyebabkan perubahan pada serviks (mendatardan menipis)

Persalinan adalah serangkaian kejadian pengeluaran hasil konsepsi (Janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan dari tubuhibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan atau tanpa bantuan

2.2 Cara Persalinan

  1. Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan adalah lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat, serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
  2. Partus luar biasa (Ab normal) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi sectio caesarea

(Mochtar Rustam, 1998)

2.3 Istilah Lain Yang Ada Hubungannya Dengan Partus

a. Menurut tua (umur) kehamilan

1) Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (Viable), berat janin dibawah 1000 gram, tua kehamilannya dibawah 28 minggu

2) Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000-2500 gram

3) Partus maturus atau aterm, (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu / janin matur, berat badan diatas 2500 gram

4) Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur

5) Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat

6) Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disroporsi sefatoedvik

b. Menurut cara persalinan

1) Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak bokong kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam

2) Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea (Synopsis I, hal 91)

3) Persalinan anjuran adalah persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban pemberian pitocin atau prostaglandin

2.4 Sebab-Sebab Yang Menimbulkan Persalinan

Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his, yaitu :

a. Teori keregangan

§ Otot-otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu

§ Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai

b. Teori penurunan progesteron

§ Proses penuaan plasenta terjadimulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu

§ Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitiv terhadap oksitosin

§ Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu

c. Teori oksitosin internal

§ Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar

§ Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks

§ Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas, sehingga persalinan dapat dimulai

d. Teori Prostaglandin

§ Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua

§ Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan

§ Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan

e. Teori hipotalamus pluiriai dan glandula suprarenalis

§ Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anenchepalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus (Lingin, 1973)

§ Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama

§ Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus pituarang dengan mulainya persalinan

§ Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan

2.5 Tanda-Tanda Permulaan Persalinan

Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya atau menunggu atau harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Tanda-tandanya sebagai berikut :

§ Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atau panggul terutama pada primigravida

§ Perut kelihatan melebar, fundus uteri turun

§ Perasaan sering atau susah kencing karena kandung kemih terletak oleh bagian terbawah janin

§ perasaan sakit diperut ke pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang disebut fase labors paints

§ Servix menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (blood show)

(Synopsis I, Hal 93)

2.6 Tanda-Tanda Inpartu

§ Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih sering dan teratur

§ Keluar lendir bercampur darah (show) lebih banyak karena robekan kecil pada servix

§ Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

§ Pada pemeriksaan dalam servix mendatar dan pembukaan telah ada

2.7 Mekanisme Persalinan

I. Kala Persalinan

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

a Kala I

Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servixs hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm)

b Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi

c Kala III

Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban

d Kala IV

Dimulai dari setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam pertama post partum

2.8 Fisiologi Persalinan

a Kala Pembukaan (Kala I)

Kala pembukaan dibagi atas dua fase yaitu :

1) Fase aktif

Pada fase ini pembukaan berlangsung lambat, mulai 0-3 cm berlangsung 7-8 jam

2) Fase Aktif

Pada fase ini pembukaan berlangsung cepat, mulai pembukaan 4-10 cm, berlangsung 6 jam yang dibagi 3 sub fase :

a)Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 3-4 cm

b) Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm

c)Periode decelarasi berlangsung 2 jam, pembukaan berlangsung lambat menjadi 10 cm / lengkap

Fase-fase yang dikemukakan diatas dijumpai pada primigravida.

Bedanya dengan multigravida adalah :

1) Servix mendatar (effocement) dulu, baru dilatasi

2) Berlangsung 13-14 jam

Multi :

1) Mendatar dan membukan bisa bersamaan

2) Berlangsung 6-7 jam

Perubahan Pada Kala I

1) Perubahan keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim :

Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim tampak lebih jelas lagi :

a) Segmen atas memegang berperan aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan

b) Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena diregang (Obstetri Fisiologis, hal 227)

2) Perubahan bentuk rahim

Pada setiap kontraksi sumbu panjang rahim, bertambah panjang sedangkan ukuran melintang maupun ukuran muka belakang berkurang

3) Perubahan faal ligamentum rotundum

Ligamentum rotundum mengandung otot-ototo polos dan kalau uterus berkontraksi ototo-otot ligamentum rotundum ikut berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek

4) Perubahan pendataran dari cervix

Pendataran terutama nampak pada portio yang makin pendek dan akhirnya rata dengan majunya persalinan dan cervix yang pendek (lebih dari setengahnya telah merata) merupakan tanda cervix yang matang.

5) Pembukaan dari cervix

yang dimaksud dengan pembukaan cervix ialah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak kira-kira 10 cm diameternya.

6) Perubahan pada vagina dan dasar panggul

Dalam kala I, ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina mengalami perubahan bertambah menjadi meregang, sehingga dapat dilalui anak

Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak

Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding yang tipis

7) Perubahan pada anus

Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka

b Kala Pengeluaran Janin (Kala II)

1) Turunnya kepala

Turunnya kepala dapat dibagi dalam

a)Masuknya kepala dalam pintu atas panggul

Pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multigravida biasanya terjadi pada permulaan persalinan

b) Masuknya kepala dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan

c)Kalau satura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan lahir, ialah tepat diantara symfisis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam synclitismus

d) Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symfisis atau agak kebelakang mendekati promontorium, maka kita hadapi asynolitismus

(1) Asynclitismus Oisterior

Kalau sutura sagitalis mendekati symfisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os perietal depan

(2) Asynclistismus Anterior

Kalau sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietal belakang

e)Majunya Kepala

Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multigravida sebaliknya majunya kepala dan masuknbya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan.

2) Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil, jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar, fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini ialah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi

3) Putaran Paksi Dalam

Ialah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar kedepan kebawah symfisis. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri, tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai didasar panggul.

4) Ekstensi / Fefleksi

Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan atas. Sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah sub occiput tertahan pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.

5) Putaran Paksi Luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putara paksi dalam

6) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah symfisis dan menjadi hipomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

c Kala Pengeluaran Uri (Kala III)

Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar uterus yang teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi placenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan dan atau dengan sedikit dorongan dari atas symfisis atau fundus uteri.

Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

(Symfisis I, 1998, 97)

d Kala IV

Adalah kala pengawasan selama satu jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.

(Symfisis I, 1998)

lamanya persalinan pada primigravida dan multi garavida

Primi Mulit

Kala I 13 jam 7 jam

Kala II 1 jam ½ jam

Kala III ½ jam ¼ jam

14 ½ jam 7 ¾ jam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar